Sabtu, 05 Mei 2012

psikologi

Sekilas tentang Psikologi Pembelajaran

inspiratif
Psikologi pembelajaran (selanjutnya disingkat PB) bertujuan memberi bekal kepada para profesional sebagai pendidik (guru) untuk menguasai konsep-konsep dan teori-teori psikologi serta menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam realitasnya PB ini menitikberatkan kajiannya pada pemahaman berbagai tingkah laku peserta didik dalam situasi belajar mengajar. Dengan menguasai teori-teori psikologi ini, diharapkan para guru kelak dapat melaksanakan KBM secara efektif dan produktif serta memiliki kualitas yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam memperlakukan peserta didik.
Inti dari PB ini adalah mempelajari :
  1. Berbagai tingkah laku anak dalam situasi belajar mengajar.

  2. Bagaimana berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.

  3. Memperlakukan peserta didik/siswa dalam konteks belajar.
Pengertian Psikologi Pembelajaran
  1. H.C. Witherington : Suatu studi sistematis tentang proses-proses dan factor-faktor yang berhubungan dengan pendidkan manusia.

  2. Lester D. Crow dan Alice Crow : Pengetahuan praktis yang berguna untuk menerangkan belajar sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah dan fakta-fakta riil.
Intinya :
  1. Pengetahuan praktis

  2. Prilaku-prilaku anak/siswa

  3. Proses-proses yang dilalui dalam Belajar.

  4. Faktor-Faktor yang melingkupinya.
Ruang Lingkup Psikologi Pembelajaran
  1. Muhibbin Syah :
    1. Belajar

    2. Proses belajar

    3. Situasi belajar

  2. Samuel Smith
    1. Pembawaan dan lingkungan

    2. Lingkungan fisik

    3. Perkembangan siswa

    4. Proses tingkah laku

    5. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

    6. Hukum-hukum dan teori belajar

    7. Pembentukan watak

    8. Kesehatan rohani
Tujuan Psikologi Pembelajaran
  1. Agar guru dapat mendidik para siswa melalui proses belajar yang berdaya guna dan berhasil guna Karena itu pengetahuan mengenai PB ini akan berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

  2. Mengembangkan ranah afeksi guru agar terukur. Ini meliputi perasaan dan emosi, sikap-sikap tertentu terhadap diri dan orang lain. Ranah afeksi yang sering dijadikan bidikan dalam PB ini adalah sikap dan perasaan yang berkaitan dengan profesi keguruan.
Sikap yang dimiliki oleh seorang guru dapat dibedakan menjadi tiga :
  1. Konsep diri dan Harga diri
Yaitu totalitas atau persepsi seorang guru terhadap dirinya sendiri. Hal ini menjadi deskripsi tentang kepribadian guru. Guru yang memliki konsep diri tinggi, akan cenderung memberi peluang luas dan lebar kepada para siswa untuk lebih berkreasi dan beraktualisasi diri. Sedangkan konsep diri yang rendah akan menimbulkan kebiasaan (ketidakjelasan) terkait dengan profesi yang ditejuni oleh seorang guru.
  1. Efikasi guru (Self Effication)
Yaitu keyakinan yang utuh dalam diri seorang guru akan kemampuan dan kefektifannya untuk membangkitkan gairah dan semangat belajar bagi para siswa. Seorang guru akan yakin bahwa dia mampu untuk mendayagunakan fasilitas yang ada guna mencapai tujuan.
  1. Sikap penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
Guru memiliki sikap penerimaan yang utuh atas berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimilki oleh peserta didik.
Ketiga hal di atas akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas threatment (pelayanan) yang diberikan kepada para siswa.
Arti Penting / Manfaat Psikologi Pembelajaran
  1. Ketika menerapkan prinsip-prinsip dalam kelas dimana pendidik merupakan bagian penting dalam berkomunikasi.

  2. Ingin melakukan pembaharuan dan pengembangan terhadap kurikulum kareana pada dasarnya kurikulum harus senantiasa mengikuti perkembangan kebutuhan peserta didik.

  3. Dalam melakukan ujian / evaluasi bakat.

  4. Penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Psikologi pembelajaran sangat penting dalam rangka menciptakan kemampuan guru untuk mengelola proses belajar mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip kejiwaan peserta didik. Sebab di manapun proses pendidikan berlangsung, alasan utama kehadiran guru adalah untuk membantu siswa, mendorong siswa, membangkitkan semangat siswa agar belajar dengan sebaik-baiknya. Di sini ada aspek penting yang harus dikuasai guru yaitu berkomunikasi dan berinteraksi; dan hal pokok pula yang harus dimengerti oleh guru untuk memenuhi setuntas dfan sepenuhnya cara dan tahapan belajar pada diri siswa.
Teori-Teori Belajar
Sebelum melihat lebih jauh tentang teori-teori belajar perlu dilihat dulu berbagai potensi manusia yang dapat dikembangkan melalui proses-proses yang disebut dengan belajar.
Secara psikologis manusia memiliki 3 kekuatan yang cukup dasar :
  1. Akal
Aakal merupakan kekuatan terpenting dari jiwa manusia. Menurut Plato, akal adalah bagian dari jiwa manusia yang merupakan kekuatan untuk menemukan kebenaran dan kesalahan. Akal berfungsi mengarahkan seluruh aktifitas jasmani dan kejiwaannya. Sehingga mampu memperoleh kehidupam yang lebih sejahtera.
  1. Spirit / Ruh
Adalah penggerak kehidupan pribadi manusia untuk menjalankan gagasan-gagasan yang telah diputuskan oleh akal melalui pemilihan berbagai alternative gagasan.
  1. Nafsu
Adalah stimuli gerakan fisik dari kejiwaan dan merupakan kekuatan paling konkret dalam diri manusia. Nafsu ini terbentuk dari segenap kekuatan keinginan dan selera yang sangat erat hubungannya dengan fungsi-fungsi jasmaniah.
Ada beberapa teori belajar yang perlu kita kenal antara lain :
  1. Teori Belajar Behavioristik
Bahwa tingkah laku manusia atau belajar itu dikendalikan oleh ganjaran(reward) dan penguatan dari lingkungan atau stimuli. Stimuli dapat berupa kebutuhan sikap guru, hukuman, dan ganjaran. Disini diketahui bahwa murid belajar merupakan reaksi terhadap lingkungan tersebut.
  1. Teori Belajar Kognitif
Bahwa tingkah laku anak didasarkan pada kognisi atau keingintahuan, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu dilakukan. Ketiak siswa belajar maka dia terlibat langsung dalam situasi itu untuk mendapatkan insight ( pemahaman/ilmu).
  1. Teori Belajar Humanistik
Bahwa penyusunan/penyajian suatu materi haruslah sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa. Belajar pada dasarnya adalah upaya membantu mereka mengenal dirinya sendiri dan membantu mereka mengembangkan potensi-potensi dirinya.
  1. Teori Belajar John Dewey
Belajar diperoleh melalui pengalaman langsung, belajar tidak sekedar dengan mengamati tetapi dengan mengalami secara langsung.
Hereditas (Pembawaan) dan Lingkungan
Hereditas adalah pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik (watak) keadaan fisik individu dari pihak orang tuanya melalui proses genetic/keturunan.
Lingkungan adalah meliputi segala materiil dan stimuli di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat psikologis, fisiologis, maupun sosio cultural.
Pengaruh lingkungan terhadap diri individu dapat dilihat dalam bentuk :
  1. Tingkah laku instingtif (instingtif behavior)
Yaitu tingkah laku yang hanya menuruti kodrat dan tidak melalui belajar, seperti tidur.
  1. Tingkah laku habitual (habitual behavior)
Yaitu kebiasaan yang dihasilkan melalui latihan (aktifitas yang berulang-ulang).
  1. Tingkah laku alami/bawaan (native behavior)
Yaitu perilaku yang diperoleh melalui mekanisme hereditas.
  1. Tingkah laku (acquired behavior)
Adalah tingkah laku yang didapat sama sekali dari hasil belajar. Contohnya: menulis, menambah, dll.
BELAJAR
Pengertian Belajar
Beberapa ahli mendefinisikan makna belajar sebagi berikut :
  1. T. Morgan dan Chaplin
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap sebagai akibat dari epngalaman (fungsional) dan latihan (intensional).
  1. Mustafa Fahmi
Belajar adalah segala aktifitas yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku/pengalaman.
  1. Reber
Belajar adalah proses memperoleh pengetahuan kognitif.
  1. Charles E. Skinner
Belajar adalah proses penyesuaian diri terhadap kemajuan yang ada.
  1. Sardiman

  2. Belajar adalah perubahan penampilan (performa) sebagai akibat dari membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, mempraktekkan, dll. Perubahan tersebut adalah dalam konteks pengetahuan, kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, dan penyesuaian diri.
Kognisi : Mengingat, memehami, menjelaskan, meringkas, mengurai, merencana.
Afeksi : Mendengar, menghargai, sikap menerima, memberi respon, psikomotor, mengindra, kesiagaan diri, bertindak secara terpimpin.
Jadi pada intinya belajar adalah :
  1. Merupakan aktifitas yang disengaja.

  2. Menghasilkan adanya perubahan.

  3. Perubahan itu terkait dengan aspek fifik maupun psikis

  4. perubahan itu relative konstan.
Ciri-ciri belajar :
  1. Adanya perubahan intnsional (yang jelas) è perubahan yang terjadi karena disengaja, disadari, diniati, dan dikehendaki.

  2. Adanya perubahan aktif dan positif è Aktif berarti perubahan itu tidak dengan sendirinya melainkan dengan aktifitas yang riil. Positif berarti perubahan itu bermanfaat baik, lebih baik, dan sesuai harapan.

  3. Adanya perubahan efektif dan fungsional è Efektif berarti perubahan itu tepat guna/tepat sasaran. Fungsional berarti perubahan itu menetap dan dapat dimanfaatkan.
Tipe-tipe belajar
Adalah kecenderungan seseorang dalam kegiatan belajar. Pada umumnya antara satu orang dengan yang lain terdapat perbedaan kecenderungan dalam belajar.
  1. Nasution à Seseorang belajar melalui : pengamatan, latihan/gerakan, hafalan, problem solving, emosi dan imajinasi.

  2. Robert M. Gagne à Menurutnya ada 5 macam tipe-tipe orang belajar yaitu dengan motorik, sikap, intelektual, verbal, dan menerima informasi(pendengaran/pengamatan).

  3. Moh. Al-Hadi à Belajar dapat dilakukan dengan mengembangkan akal, akhlak, fisik, dan social.
Prinsip-prinsip Belajar
  1. Belajar perlu adanya kematangan jasmani dan rohani

  2. Belajar perlu kesiapan fisik, mental, dan fasilitas

  3. Belajar memerlukan kesungguhan

  4. Belajar menyangkut potensi manusia dan prilakunya.

  5. Belajr memerlukan pentahapan.

  6. Belajar pada dasarnya merupakan sebuah proses yang memerlukan bimbingan dari orang lain.

  7. Belajar akan lebih mantap dan efektif jika dilambari dengan motivasi dan kebutuhan

  8. Dalam banyak hal belajar merupakan proses percobaan, latihan, dan pembiasaan.

  9. Dalam belajar hendaknya memperhitungkan kondisi siswa.

  10. Belajar melalui praktek akan lebih efektif dalam mengubah sikap, ketrampilan, dan cara berfikir.

  11. Perkembangan pengalaman anak didik akan mempengaruhi cara belajar.

  12. Bahan pelajaran yang bermakna akan lebih mudah dipelajari daripada bahan pelajaran yang kurang bermakna dan guru sangat berpengaruh dalam memberikan bahan pelajaran.

  13. Dalam belajar sedapt mungkin dilakukan secara variatif agar tidak muncul kebosanan.
Aktifitas dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, terjadi berbagai macam bentuk peristiwa/perilaku yang biasa disebut dengan aktifitas dalam belajar. Aktifitas dalam belajar dapat berupa:
  1. Pembiasaan à yaitu melakukan sesuatu yang bersifat diulang-ulang dan ini terjadi pada setiap aktifitas belajar dengan tujuan agar terjadi kematangan, kesempurnaan, dan jauh dari kekeliruan.

  2. Ketrampilan à termasuk didalamnya adalah menulis, mengetik, olahraga, dll.

  3. Mengamati à Di dalam pengamatan muncul yang namanya penafsiran, memberi arti, proses menerima dan proses menolak.

  4. Berfikir asosiatif à Dengan cara mengasosiasikan (membayangkan) sesuatu dengan yang lainnya. Pada umumnya muncul pengandaian-pengandaian.

  5. Berfikir rasional dan kritis à Aktifitas belajar ini terjadi pada setiap orang yang menghadapi masalah dan berusaha untuk memecahkannya. Semakin rumit masalah yang dihadapi semakin membutuhkan berfikir rasional dan kritis.

  6. Sikap à Ini terjadi pada seseorang yang sedang menghadapi suatu peristiwa dan mendorongnya untuk menolak atau menerima, setuju atau tidak setuju, dll.

  7. Apresiasi à yaitu ketika seseorang melihat sesuatu yang bernilai luhur dan harus memberikan pengahargaan atau perhatian lebih. Apresiasi lebih dipahami sebagai uapaya menghargai terhadap keluhuran.

  8. Penglihatan/visual à Yaitu peristiwa belajar yang berupa membaca, memperhatikan gambar, atau demonstrasi.

  9. Menyatakan/oral à Yaitu aktifitas belajar yang berupa menyatakan secara lisan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mewawancarai, mendiskusi,dan interupsi.

  10. Mendengar à Mendengarkan uraian, mendengarkan percakapan, mendengarkan diskusi, dan mendengarkan musik.

  11. Menulis à Mengarang, menjawab angket/pertanyaan, menulis laporan/makalh, dan menyalin.

  12. Menggambar à membuat grafik, menggambar, membuat peta, membuat diagram.

  13. Gerakan/motor à Membuat, melakukan percobaan khususnya dengan ketrampilan tangan, membuat konstruksi, reaparasi, bermain, berkebun, dan beternak.

  14. Mental à menanggapi/merespon, mengambil keputusan, memecahkan masalah, melakukan analisa.

  15. Emosi/merasakan à adalah aktifitas belajar yang berkaitan dengan menaruh minat, gembira, senyum, bersemangat, bergairah, berani, tenang, atau damai.
Kesulitan dalam Belajar dan Solusinya
Kesulitan dalam belajar adalah suatu keadaan di mana peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Ada dua factor yang bisa menimbulkan kesulitan belajar bagi peserta didik yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
A. Faktor Internal diantaranya :
  1. Kognitif à Intelegensi(IQ) rendah. Kelemahan ini diantaranya :
    1. Lemah daya tangkapnya

    2. Lemah daya cipta / kreasi

    3. Lemah pemahamannya.
  1. Afektif à sikap/kejiwaan. Kelemahan ini diantaranya :
    1. Emosi yang labil (Kurang konsentrasi)

    2. Bakat yang tidak ada.

    3. Text Box: Sering terjadi di IndonesiaRendahnya minat.

    4. Rendahnya motivasi
Psikomotor à Terganggunya alat-alat indera seperti Tuna rungu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar